Rabu, 26 Januari 2011

Menghadapi Remaja

Banyak orang tua/guru yang mengeluh karena kesulitan dalam menghadapi para remaja. Hal tersebut terjadi karena orang tua/guru kurang memahami karakteristik remaja (dibahasa pada edisi lalu) secara mendalam sehingga menghadapi kendala ketika berinteraksi dengan mereka. Bagaimanapun renaja mempunyai karakteristik yang unik, sehingga ketika berinteraksi dengan mereka perlu menyesuaikannya dengan keunikan yang dimiliki tersebut. Modal awal yang harus dimiliki oleh orang tua/guru dalam menghadapi remaja adalah:
  • Kejujuran orang tua/guru terhadap masa lalunya (masa remajanya)
  • Kepercayaan orang tua/guru 
  • Kepasrahan (penyerahan diri) orang tua kepada Allah
Pedoman untuk koreksi orang tua/guru dalam menghadapi remaja:
  • Apakah ingin tahu perasaan atau apa saja yang ada dalam hati remaja?
  • Apakah peduli dengan apa yang dikatakan remaja? 
  • Apakah sportif menerima dan siap mengubah opini berdasarkan pendapat remaja?   
  • Apakah memberi kesempatan untuk bekerja sama?
Pembentukan jati diri remaja dipengengaruhi oleh beberapa faktor:
  • Jati diri adalah perpaduan apa yang diterima dari orang tua dengan yang diserap dari lingkungan
  • Dalam keluarga, remaja mendapat konfirmasi dan ujian terhadap siapa dirinya
  • Dalam lingkungan pergaulan, remaja mendapat konfirmasi dan ujian dari apa yang diyakininya
  • Konfirmasi dan Ujian dari keluarga dan lingkungan adalah sama yaitu menghindari konflik batin
Beberapa langkah yang dapat ditempuh orang tua agar remaja dapat selamat dalam berpetualang:
  • Pendidikan/pengajaran selama masa kanak-kanak hingga praremaja 
  • Hubungan trust-respect yang telah terbangun (anak-orang tua)
  • Kepercayaan dan dukungan orang tua
  • Penerimaan dari lingkungan/teman sebaya
  • Doa-doa orang tuanya
Beberapa Langkah dalam menghadapi remaja: 

1. Membuat remaja tetap sibuk
Kebosanan sangat berbahaya bagi remaja. Waktu luang yang banyak tanpa kegiatan yang disukai sering mendorong remaja merusak dirinya sendiri. Libatkan remaja dalam kegiatan ibadah dan penyaluran bakat atau hobby

2. Jangan menggoncangkan petualangan hidupnya
Kehidupan remaja bagai aliran air yang kadang tenang, lalu ada riak-riaknya atau bahkan ombak yang bergejolak. Biarkan remaja berpetualang, mengikuti aliran sungai sambil menikmati riak-riaknya. Adakalanya ia basah kuyup, tetapi tidak sampai celaka/mati, kalau orang tua/guru bijaksana dan tidak ikut campur. Ada kalanya remaja jatuh ke sungai, tetapi berkat dukungan orang tua/guru yang tepat, ia bisa naik kembali ke perahunya. Orang tua yang memaksa masuk dalam perahunya, sama saja menjungkirbalikkan perahu itu. Contoh : Orang tua perfeksionis dan idealis dapat menjerumuskan remaja ke narkoba. Hindari konfrontasi-konfrontasi yang tidak perlu. Simpan amunisi untuk hal-hal yang sangat penting. Biarkan remaja mengatur dirinya sendiri dan beri kesempatan untuk melakukan koreksi diri. Jaga kewibawaan dan gunakan otoritas untuk hal-hal prinsip, values, norma, etika, kebenaran. 

3. Siapkan jurus pamungkas
Orang tua bagaikan komandan tentara yang seharusnya tidak menurunkan seluruh pasukannya pada saat yang sama. Gejolak remaja: kegaduhan, kekacauan, keluhan, perdebatan, pelanggaran, ketertarikan dengan lawan jenis, dll membutuhkan energi ekstra dari orang tua untuk menghadapinya. Saat orang tua lelah, jangan paksakan diri untuk menghadapi remaja.  

4. Menghadirkan ayah sebagai sosok idola
Hubungan remaja dengan figur pria (ayah) yang tepat, membuatnya jarang melakukan kekeliruan. Satu peristiwa banyak makna akan diingat seumur hidup. Kehadiran ayah yangpenuh kasih terhadap istri dan anak menjadi model ketika ia menjadi seorang suami/ayah.Kemesraan/kehangatan remaja dengan ayahnya menentukan kemesraan/ kehangatan semasa dewasa. Jika ayah memandangnya cantik,berharga, feminin :ia memandang dirinya cantik, berharga dan feminin Jika ayah menolak dan tidak menghargai, ia akan memiliki masalah harga diri semasa dewasa. Jika ayah menggabungkan kasih dan kedisiplinan (otoritasnya membuat remaja merasa aman dan nyaman, ketika dewasa ia mampu menerima/tunduk kepemimpinan suaminya dengan kasih. Jika ayah otoriter, tidak peduli, tidak konsisten atau tidak berwibawa, ketika dewasa ia menguasai suaminya. 

5. Bersikap tegas dan tidak permisif
Remaja yang “nakal” (liar tak terkendali) biasanya berasal dari keluarga/orang tua yang permisif, tidak tegas dan tidak berwibawa sehingga anak kehilangan respect terhadap orang tua. Jika remaja terus-terusan melawan otoritas, (sesekali – jika perlu) serahkan ke otoritas yang lebih tinggi.  

Beberapa cara terbaik agar dapat bersahabat dengan remaja:
  • Terbuka & tidak mengukuhi pendapatnya
  • Kongruen yaitu memahami dirinya sendiri, pikiran-perasaan-tindakan selaras 
  • Menghadapi remaja penuh kasih melalui 3 pintu yaitu: penerimaan, pengertian, dan persetujuan.
  • Beberapa hal yang diunginkan remaja adalah:
  • Berikan dukungan saat membutuhkan 
  • Berikan advice ketika stuck dan bingung 
  • Berikan motivasi ketika malas 
  • Berikan lebih banyak kebebasan dan kepercayaan 
  • Berikan maaf dan koreksi tanpa penghakiman
  • Berikan selalu kesempatan “kedua”
  • Beberapa cara memelihara komunikasi dengan remaja:
  • Hindari tuntutan, perbanyak persuasi dan undang remaja untuk berpartisipasi
  • Hindari penilaian negatif, menghakimi atau menghina kawan sebayanya 
  • Jangan rusak komunikasi/relasi remaja dengan teman sebayanya 
  • Bangun kesamaan (persepsi,pandangan) dan hormati perbedaan.
  • Ciptakan komunikasi yang membangun: jujur, terbuka, dan meneguhkan.
  • Beberapa hal yang dapat merusak komunikasi dengan remaja:
  • Kesalahpahaman karena keterbatasan pengetahuan/informasi orang tua
  • Menganggap tidak penting/meremehkan hal-hal yang dianggap penting remaja
  • Membocorkan rahasia
  • Munafik, tidak sportif dan tidak konsisten

6 komentar:

  1. artikel ini sangan cocok bila dibaca oleh oleh para orang tua yang kesulitan dalam mendidik anaknya, tidak hanya orang tua saja pengetahuan ini juga penting untuk kita (calon orang tua), karena dengan mengetahui karakteristik dan cara menghadai remaja kita dapat mencegah terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan (salah pergaulan). "untuk itu mencegah lebih baik daripada mengatasi"

    BalasHapus
  2. Artikel ini sangat bagus untuk dibaca orang tua dan coba untuk diterapkan dalam mendidik anaknya. Karena dalam kehidupan sekarang ini masih banyak orang tua yang masih salah dalam mendidik anaknya sehingga anak tersebut menjadi susah berkomunikasi dengan orang tua, cenderung susah dimengerti dan kadang memicu tindakan kenakalan-kenakalan remaja seperti salah bergaul, tidak dapat mematuhi peraturan, kabur dari rumah, memakai narkoba bahkan melakukan tindakan anarkis sampai bunuh diri. Karena itulah diperlukan pengertian dari orang tua untuk mau memahami anaknya dan mengarahkan sang anak pada kegiatan-kegiatan yang positif.

    BalasHapus
  3. saya sangat setuju dengan artikel di atas,bahwa menghadapi remaja tidaklah sulit,bagi orang tua yang bisa mengerti alangkah lebih bagusnya artikel ini diterapkan untuk mendidik sang anak . .
    Solusi sesuai selera. Begitulah para remaja – karena ketidakstabilannya, mereka lebih cenderung mengikuti apa yang cocok di hati mereka. Dan biasanya, tekanan ini datang dari teman-temannya. Kadang teman seperti memberikan perlindungan yang lebih baik daripada keluarganya sendiri. Akhirnya, si remaja pun merasa nyaman. Jika sikap keras ditunjukkan yang ada hanyalah dia akan semakin membangkang, sedangkan jika lembut mungkin dia akan menginjak-injak!
    perlu orang tua tahu. .Ingat! Tegas bukan berarti keras. Masih ada kelembutan di dalam ketegasan. Si remaja juga diberi kesempatan untuk memilih. Semua keputusan ada ditangannya, memilih yang terbaik menurut si penasehat atau terbaik menurut dirinya sendiri.

    BalasHapus
  4. banyak cara ataupun langkah strategis untuk menghadapi remaja dalam menemukan jati diri mereka dan juga banyak faktor yang mempengaruhinya, tetapi kunci dari semua itu adalah pada diri mereka sendiri... orang tua maupun lingkungan itu hanyalah sebagai media dan fasilitator saja untuk mendukung penemuan jati diri remaja yang terarah dan tidak salah kaprah...
    meskipun lingkungan buruk dan broken home, kalau adnya kesadaran pada diri remaja maka remaja tersebut tidak akan terpengaruh...
    bagaimana caranya membangkitkan kesadaran remaja pada saat sekarang ini???
    kebudayaan dan etika sekarang hampir punah dan remaja juga tidak mempunyai karakter sendiri...

    BalasHapus
  5. artikel ini bagus sekali untuk orang tua yang memiliki masalah menghadapi anak-anaknya apalagi yang masih remaja....
    namun remaja nekal itu merupakan hal yang wajar karena mereka masih mencari jati diri mereka tinggal bagaimana orang tua mengarahkan dan sering berkomunikasi sehingga kenakalan remaja tidak melebihi batas semisal free sex, drugs, tawuran dan lain-lain yang mengakibatkan keburukan

    BalasHapus
  6. ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
    add pin bb 58ab14f5 || ditunggu ya^^

    BalasHapus