Rabu, 22 Desember 2010

Berpikir Kreatif

Oleh: Rudy Kustijono
Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan pekerjaan yang asli, tetapi yang sesuai dan bermanfaat (Berk, 2005). Kebanyakan psikolog setuju bahwa tidak ada pemikiran yang semua dapat meningkatkan kreativitas: orang kreatif hanya dalam bidang tertentu, sebagai contoh, John Irving di dalam menulis fiksi. Bagaimanapun, untuk dapat kreatif, 'penemuan' harus diusahakan. Satu penumpahan tinta kebetulan sehingga menghasilkan suatu desain roman bukanlah kreatif kecuali jika seniman mengenali potensi dari 'kecelakaan' atau menggunakan teknik penumpahan dengan sengaja untuk menciptakan karya-karya baru (Weisberg, 1993). Seperti kita sudah menyebutkan sebelumnya, meski kita sering mengaitkan seni-seni dengan kreativitas, tetapi setiap hal dapat didekati denan cara yang kreatif.

Minggu, 19 Desember 2010

Keterampilan Berpikir (Thinking Skills)

Oleh: Rudy Kustijono
Berpikir (thinking) merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Berpikir merupakan proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau jalannya. Proses berpikir itu pada pokoknya terdiri dari 3 langkah, yaitu pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan. 

Pendidikan Profesi Guru

Terbitnya UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,  UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, dan PP No. 74/2008 tentang Guru, mengamanatkan (1) kualifikasi akademik guru minimum adalah S-1 atau D-IV; dan (2) Guru harus memiliki sertifikat pendidik.
Pasal 10 PP No. 74/2008 menyebutkan Sertifikat Pendidik bagi calon guru dipenuhi sebelum yang bersangkutan diangkat menjadi guru. Sertifikasi pendidik sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru, sehingga sertifikasi pendidik ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.

Senin, 13 Desember 2010

Fisika Sebagai Produk, Proses, dan Sikap Ilmiah

Sebagian besar orang memahami bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang terdiri dari fisika, biologi dan kimia. Di samping itu sebagian orang memandang IPA sebagai kumpulan informasi ilmiah, sedangkan para ilmuwan memandang IPA sebagai sebuah cara (metoda) untuk menguji dugaan (hipotesis), dan para ahli filsafat memandang IPA sebagai cara bertanya tentang kebenaran dari segala sesuatu yang diketahui. 
Masing-masing pandangan itu adalah benar menurut sudut pandang yang digunakannya. Sementara itu kesamaan pandangan para pendidik dan pengajar tentang hakekat IPA termasuk fisika di dalamnya sangatlah penting, agar tidak terjadi disparitas dalam merencanakan dan mengembangkan pembelajaran IPA.

Kamis, 09 Desember 2010

Kata Kerja Operasional (KKO)

Oleh: Rudy Kustijono

Satu tahapan penting dalam menyusun Rencana Pelak-sanaan Pembelajaran (RPP) adalah kemampuan merumuskan indikator. Banyak diantara para mahasiswa dan bahkan sebagian teman-teman guru merasa kesulitan dalam menuliskan kata kerja operasional ketika merumuskan indikator tersebut. 
Berikut ini akan disajikan daftar kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam rumusan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Pengalaman Belajar maupun indikator, diuraikan berdasarkan masing-masing ranah.

Minggu, 05 Desember 2010

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran

 Oleh: Rudy Kustijono
 A. Potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah sesuatu teknologi baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) yang digunakan untuk mengelola data/informasi dan komunikasi. Dalam prakteknya teknologi diwakili oleh komputer (perangkat keras) dan program-program aplikasi (perangkat lunak). Data/informasi yang dikelola dan dihasilkan dalam bentuk berbagai media, seperti teks, grafik, gambar diam, foto, film, animasi, dan simulasi. Cara-cara berkomunikasinya memungkinkan untuk dilakukan secara maya.

Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika

Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam pembangunan bangsa khususnya pembangunan di bidang pendidikan. Dalam era globalisasi ini, sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi tumpuan utama agar suatu bangsa dapat berkompetisi. Sehubungan dengan hal tersebut, pendidikan formal merupakan salah satu wahana dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan IPA (fisika) sebagai bagian dari pendidikan formal seharusnya ikut memberi kontribusi dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Fisika sebagai salah satu cabang IPA yang pada dasarnya bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis pemahaman kuantitatif gejala atau proses alam dan sifat zat serta penerapannya (Wospakrik, 1994 : 1).

Pendidikan Berbasis TIK

Tidak ada yang menyangka perkembangan internet akan memberikan dampak yang sedemikian dasyat seperti saat ini. Internet merupakan wujud kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang paling fenomenal karena mampu membawa kita pada era globalisasi, suatu era dimana sekat-sekat geografis suatu daerah, atau negara menjadi pudar. Tidak hanya geografis, sekat waktu-pun dihilangkan oleh Internet. 

Implementasi Pembelajaran Bervisi SETS

Mempelajari alam dan sekitarnya adalah suatu hal yang relatif mudah. Karena keberadaan alam ini adalah sesuatu yang konkrit . Kita dapat mengindera apa saja yang ada di sekitar kita, diamati, dipelajari kemudian dapat digunakan untuk kemanfaatan umat seluruhnya. Kejadian alam dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan diri manusia. 
Kejadian yang ada berlangsung terkait dan berkesinambungan. Suatu sistem yang terjadi dapat menyebabkan terjadinya sistem yang lain. Dari setiap kejadian alam yang ada, dapat memunculkan pertanyaan – pertanyaan sebagai suatu permasalahan yang pada akhirnya dapat bermanfaat bagi manusia setelah mengalami verifikasi dan pengamatan. Oleh karena itu Pembelajaran Fisika memerlukan keterlibatan aktif para siswa.

Konsep Pembelajaran SETS

Sejarah membuktikan bahwa kehidupan di masa lalu beserta pembelajaran generasi mudanya sama sekali tidak memperhatikan lingkungan sekitar. Setiap produk yang dihasilkan baik teknologi maupun sumber daya manusianya berlomba-lomba untuk mengeksplorasi kekayaan bumi tanpa memperhatikan akibat yang ditimbulkan di masa yang akan datang.

Metode Discovery dalam Pembelajaran Fisika

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitarnya, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah. Proses ini antara lain meliputi penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Selain itu mata pelajaran IPA adalah program
untuk menanamkan dan mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada siswa, serta mencintai dan menghargai kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.

Atribut-atribut Student Centered Learning (SCL) dalam Praktikum Fisika

Oleh : Rudy Kustijono
Kegiatan praktikum sebenarnya mempunyai kemiripan dengan kegiatan penelitian. Prosedur penelitian seperti : menganalisis problema, mengumpulkan informasi, menyusun hipotesis, merencanakan percobaan, dan menarik kesimpulan dapat dijumpai dalam kegiatan  praktikum. Semua aspek yang diperlukan dalam kegiatan praktikum dapat diturunkan dari kegiatan penelitian, karena itu urutan langkah praktikum dapat dibuat seperti langkah penelitian.

Fokus dan Strategi Pembelajaran Kontekstual

      A. Fokus Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual menempatkan siswa didalam konteks bermakna yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari dan sekaligus memperhatikan factor kebutuhan individual siswa dan peranan guru. Sehubungan dengan itu maka pendekatan pengajaran kontekstual harus menekankan 
pada hal-hal berikut:

Hakekat Pembelajaran Kontekstual



      A. Latar Belakang
Penerapan pembelajaran kontekstual di Amerika Serikat bermula dari pandangan ahli pendidikan klasik John Dewey yang pada tahun 1916 mengajukan teori kurikulum dan metodologi pengajaran yang berhubungan dengan pengalaman dan minat siswa. Filosofi pembelajaran kontekstual berakar dari paham progresivisme John Dewey.
Intinya siswa akan belajar dengan baik apabila apa yangmereka pelajari berhubungan dengan apa yang mereka ketahui, serta proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah.

Pembaruan Pendidikan

A.    Mengapa Perlu Pembaruan
Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan, oleh karena itu, pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Nasional yang diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia. Untuk mencapai itu, pendidikan harus adaptif dan terhadap perubahan zaman.

Sabtu, 04 Desember 2010

Menulis Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran
  • Rumusan tujuan bukan merupakan  pernyataan tentang apa yang direncanakan guru untuk dilaksanakan dalam pembelajaran tetapi tentang apa yang seharusnya siswa peroleh dari suatu pelajaran.
  • Rumusan tujuan merupakan pernyataan tentang hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh setiap siswa. Lebih tepatnya, kemampuan  baru apa yang seharusnya dikuasai siswa pada akhir pelajaran.
  • Pernyataan tujuan pembelajaran seharusnya dibuat sespesifik mungkin. Sebagai misal, “Siswa saya akan meningkat keterampilan matematika mereka” merupakan pernyataan terlalu umum sebagai tujuan pembelajaran spesifik. Pernyataan ini cocok sebagai tujuan pembelajaran umum, yaitu pernyataan luas tentang tujuan. Tujuan seperti itu dapat memayungi sejumlah tujuan spesifik, seperti “Siswa kelas dua akan dapat memecahkan dengan benar setiap masalah penjumlahan satu-digit.” 

Kesalahan yang Sering Dibuat dalam Menyusun Perangkat RPP

Oleh: Prof. Dr. Mohamad Nur

A. Daftar Isi
  1. Tidak dilengkapi daftar isi
  2. Urutan daftar isi adalah: Sampul (Kaver), Kata penganatr, Daftar Isi, Silabus, RPP, LKS dan Kuci LKS, Media, Bahan ajar yang lain, Tabel Spesifikasi LP, LP dan Kunci LP
  3. Tidak ada daftar isi. Daftar isi harus diletakkan setelah kaver depan.
  4. Daftar isi tidak urut. Urutan daftar isi adalah: Kaver, Daftar Isi, Silabus, RPP, Buku Siswa( atau lembar bacaan, modul,  bila ada), LKS dan Kunci LKS, Media (bila ada), Tabel Spesifikasi, LP dan Kunci LP.