Selasa, 04 Januari 2011

Harapan dan Kenyataan Karakter Guru dan Siswa

Oleh: Rudy Kustijono
Visi Pendidikan Nasional Indonesia adalah mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Sejalan dengan Visi Pendidikan Nasional tersebut, Depdiknas berhasrat pada tahun 2025 menghasilkan: Insan Indonesia Cerdas Komprehensip dan Kompetitif (Renstra Depdiknas). Cerdas komprehensip yang dimaksud adalah cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetis.
Visi tersebut sangat tepat dalam mengantisipasi perubahan paragdima pendidikan yaitu dari era abad industri (abad XIX) yang berciri: 1) mempersiapkan orang dalam dunia sederhana, statis/linier, predictable; 2) perilaku rutin; 3) kemampuan standar; 4) menghasilkan kecakapan standar, menuju ke era abad pengetahuan (abad XXI) yang berciri: 1) mempersiapkan orang  dalam dunia pasang surut, dinamis, unpredictable: 2) perilaku kreatif; 3) membebaskan kecerdasan individu yang unik; 4) menghasilkan inovator.
Berdasarkan pengamatan penulis dari berbagai kejadian di tanah air yang diperoleh baik dari media cetak dan media elektronik yang berhubungan dengan pendidikan, kondisi siswa dan guru yang ada saat ini dapat kita kelompokkan menjadi beberapa klasifikasi. Keadaan siswa dapat dikelompokkan menjadi 4 klasifikasi yang meliputi:
1.  Siswa brutal : yaitu menjadi siswa hanya sekedar status tanpa niat belajar dan lebih menonjolkan fanatisme kelompok (gang) seperti tidak pernah masuk sekolah tetapi terlibat dalam gang motor.
2.  Siswa nakal : yaitu menjadi siswa dengan niatan belajar tetapi masih terpengaruh oleh fanatisme kelompok (sekolah) sehingga terkadang melakukan perbuatan tercela seperti ketika pulang sekolah melakukan tawuran dengan sekolah lain.
3. Siswa normal : yaitu menjadi siswa dengan niatan belajar dengan kompetensi standar saja tanpa upaya keras mengembangkan potensi yang dimiliki .
4. Siswa ideal : yaitu menjadi siswa dengan niat belajar dan berusaha keras mengembangkan kompetensi secara komprehensip untuk mencapai prestasi yang maksimal.
Sementara itu keadaan guru juga dapat dikelompokkan menjadi 4 klasifikasi yang meliputi:
1.   Guru nyasar : yaitu menjalani profesi guru karena terpaksa. Hal tersebut banyak dilakukan karena sulitnya mencari pekerjaan, sehingga sekalipun tidak mempunyai ijasah keguruan dan bahkan tidak sesuai bidangnya tetap saja mengajar dari pada menganggur dan bukan karena panggilan hati.
2. Guru bayar : yaitu menjalani profesi guru semata-mata untuk mendapatkan bayaran. Baik yang berijasah keguruan maupun tidak, yang ada dalam benaknya hanya bayaran saja sehingga guru seperti ini sering pindah-pindah untuk mencari sekolah yang memberikan bayaran paling besar. Guru seperti ini biasanya tidak menggunakan panggilan hati sebagai kepuasan dalam mengajar, tetapi menggunakan ukuran kepuasan mengajar dengan seberapa besar bayarannya.
3. Guru dasar : menjalani profesi guru dengan kompetensi keguruan yang memadai tetapi tidak tanggap terhadap perkembangan. Guru semacam ini biasanya sulit berkembang, karena sekalipun sudah mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan inovasi pendidikan dan pembelajaran, ketika kembali ke sekolah asal tetap saja melakukan lagi pola lamanya.
4. Guru benar : yaitu menjalani profesi guru secara profesional dengan bekerja keras, cerdas, dan berkualitas. Guru semacam ini akan cepat berkembang, karena tanggap dengan perkembangan yang terjadi dan mudah melakukan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
Sekalipun belum sitemukan seberapa prosentasi masing-masing klasifikasi guru dan siswa tersebut, indikasi yang dapat dikemukakan adalah:
1. Terdapat siswa dan guru yang berkarakter kurang baik, meskipun belum diketahui pasti berapa banyak siswa dan guru yang berkarakter kurang baik tersebut, namun perlu diupayakan untuk ditekan seminimal mungkin.
2. Kinerja siswa yang diharapkan meliputi kecakapan keras (hard kills) dan kecakapan lunak (soft skills), keduanya diduga sangat menentukan dalam pembentukan karakter siswa, tetapi secara umum kinerja keduanya masih belum maksimal.
3. Guru sebagai pemeran kunci dalam pembelajaran diduga belum berperan maksimal dalam pembentukan karakter siswa.    

1 komentar:


  1. mari bermain bersama kami di ION QQ , COM ...
    banyak hadiah dan bonus yang menanti anda.
    pin BB 58ab14f5.

    BalasHapus