Sabtu, 22 Januari 2011

Karakteristik Remaja

Seringkali orang tua mengeluhkan perubahan sikap anak-anaknya ketika menginjak remaja. Mengapa anak saya ketika berusia 12th yang dulunya percaya diri, banyak bertanya dan suka curhat tentang apa saja yang dialaminya, tiba-tiba tidak banyak bicara, suka bohong, kucing-kucingan, ada apa dengan mereka? Kalau dicermati remaja mulai bermasalah ketika:
  • Orang tua tidak jujur terhadap masa lalu/masa remajanya.
  • Orang tua tidak menerima apa adanya, tidak menghargai, tidak  mempercaya,
  •  Orang tua terlalu idealis, ambisius dan perfeksionis.
  •  Orang tua tidak menerima remaja dan dunianya (teman-teman sebayanya)
Masa remaja adalah masa transisi dimana anak mulai menuju masa dewasa sehingga:
  • Sebaik apapun komunikasi pada masa kanak-kanak, remaja akan menutup, membatasi dan mendistorsi komunikasi dengan orang tuanya.
  • Sebaik apapun relasinya dengan orang tua, remaja tetap memprioritaskan kawan sebaya.
  • Sedekat apapun orang tua dengan remaja, masih lebih dekat dengan teknologi : komputer, HP, game,dll.
Ada banyak hal yang menyebabkan perubahan yang drastis pada remaja. Kekuatan dasyat yang mempengaruhi remaja adalah:
1. Pengaruh Hormon
Remaja tiba-tiba menjadi pemarah,pemurung, pemberontak, dll., mirip gejala sindrom pramenstruasi atau menopause berat (wanita) atau krisis tengah baya (pria). Pengaruh hormon menyebabkan:
  • Pertumbuhan fisik yang pesat membuat remaja canggung, “terbebani” masalah penampilan.
  • Pertumbuhan hormon seks: androgen (♂) dan estrogen (♀) menyebabkan dorongan seksual meningkat, moody dan suka berkhayal.
  • Munculnya karakteristik seks sekunder: tumbuh bulu-bulu, suara membesar, pinggul/payudara membesar.
2. Tekanan Lingkungan Sosial
Remaja hidup dengan penuh tekanan (orang tua, guru, teman sebaya), penuh persaingan, ketidaknyamanan dan (merasa) kurang diperhatikan/dikasihi.Kecemasan terbesar remaja adalah ditolak dan dipermalukan teman-teman sebayanya. Hal tersebut melebihi ketakutan mereka terhadap kematian. Remaja sering terjebak rokok, narkoba, pornografi, freesex karena:
  • Peer pressure  
  • Escape (pelarian)
  • Availability (tersedia fasilitas
  • Curiousity (ingin coba-coba)
  • Emptiness (kekosongan jiwa/kesepian) 
Pada dasarnya remaja ingin agar dirinya dapat:
1.      Trust (Kepercayaan)
Jika orang tua menaruh kepercayaan sejak masa kanak-kanak, anak akan tumbuh menjadi remaja yang bisa dipercaya dan mempercayai orang tuanya. Remaja membutuhkan kepercayaan (trust) yang lebih besar dari sebelumnya. Remaja merasa dipercaya ketika:
  • Orang tua/guru jujur dan bersikap adil.
  • Orang tua/guru memberi kepercayaan  untuk melakukan sesuatu sendiri.
  • Orang tua/guru mengerti dan empati terhadap perasaan remaja.
  • Orang tua/guru menghargai setiap usahanya
  • Orang tua/guru mengerti dan menghargai selera remaja (musik, dsb)
  • Orang tua/guru menikmati hobby/kegiatan yang dipilihnya.
  • Orang tua/guru memberikan apresiasi atas keberhasilannya.
  • Orang tua/guru menerima kegagalan dan memaafkan kesalahannya.
  • Orang tua/guru memberikan hukuman (yang telah disepakati) tetapi tidak di depan orang lain.
  • Orang tua/guru memberikan dukungan dan motivasi.  
  •  Orang tua/guru menjaga privasinya.
2.      Love (Cinta)
Kekosongan tangki cinta menjadi akar penyebab remaja berperilaku buruk. Mengapa banyak orang tua merasa telah mengkasihi dan memberikan yang terbaik, tetapi remaja tidak merasa dikasihi? Supaya remaja merasa dikasihi/dicintai perlu:
  • Ekspresikan cinta tanpa syarat supaya ia  bisa mencintai, menghargai dan menerima diri apa adanya.
  • Jadwalkan waktu khusus untuk berdua saja.
  • Kembangkan hobby bersama (satu peristiwa banyak makna).
  • Jangan lupa untuk merangkulnya, setidaknya sekali dalam sehari.
3.      Security (Keamanan)
Remaja merasa tidak aman di rumah, sekolah, kelompok sebaya karena:
  • Dunia remaja dipenuhi kawan- kawan sebaya yang menakutkan
  • Ketakutan ditolak/dipermalukan kawan sebaya melebihi rasa takut menghadapi kematian
  • Kecemasan menghadapi teror dari kelompok sebayanya.  
Harga diri adalah sebagai akar kecemasan/rasa tidak aman bagi remaja karena:
  • Harga diri remaja sangat tergantung bagaimana ortu/guru menerima ia apa adanya dan menghargainya.
  • Harga diri remaja sangat dipengaruhi oleh penerimaan dan penghargaan dari kelompok sebayany
  • Remaja mengalami pertarungan batin dan terperangkap dalam dunia yang kompetitif atau permusuhan yang mengancam harga dirinya
4.      Purpuse (Tujuan)
Banyak remaja hidup (menjalani hidup) dalam kecemasan karena tujuan yang tidak jelas. Orang tua/guru bisa membantu remaja memahamkan tujuan hidup manusia.Tujuan hidup manusia adalah hanya untuk beribadah kepada Allah. Apapun yang terjadi di dunia ini tidak terlepas dari kehendak Allah, tapi kita wajib berusaha karena Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika tidak berusaha mengubahnya sendiri 

5.      Be Heard (Didengarkan)
Remaja merasa sendirian, tak ada seorangpun yang mau mendengarkannya dan mengerti dunianya. Ia merasa orang tua/guru terlalu banyak bicara, tidak mau mendengarkan dan berprasangka buruk terhadapnya. Mendengarkan remaja dengan cara:
  • Bangun TRUST-RESPECT.
  • Luangkan lebih banyak waktu.
  • Fokus pada sikapnya yang positif.
  • Biasakan untuk mendengarkan tanpa menghakimi
  • Perhatikan bahasa tubuhnya.
  • Penuhi kebutuhan emosionalnya: ♀ : Kepedulian (empati dan pengakuan) ♂ : Kepercayaan (penerimaan, penghargaan, motivasi)
6.      Be Valued (Dihargai)
Penerimaan, penghargaan dan cinta tak bersyarat, dukungan (kepedulian vs kepercayaan) dari orang tua menentukan seberapa besar remaja merasa dihargai 

7.      Support (Dukungan)
Setiap remaja memerlukan dukungan yang unik ♀ Kepedulian ♂ Kepercayaan
Yang diminta oleh remaja adalah:
  • Berikan dukungan saat membutuhkan.
  • Berikan advice ketika stuck dan bingung.
  • Berikan motivasi ketika malas 
  • Berikan lebih banyak kebebasan dan kepercayaan.
  • Berikan maaf dan koreksi tanpa penghakiman
  • Beri selalu kesempatan “kedua”.

4 komentar:

  1. Menurut saya karakteristik remaja itu terbentuk dari diri remaja sendiri yang cenderung otoditak untuk meng-imitasi sikap dan perilaku teman sebaya atau teman dalam lingkungan nya. untuk mengurangi kecenderungan sikap remaja yang cenderung tidak baik perlu adanya peran orang tua untuk mengawasi atau sekedar menjadi teman curhat yang bisa memberi solusi akan masalah yang di hadapi oleh remaja tersebut,,

    berdasar artikel yang saya baca dari sumber (http://ilmupsikologi.wordpress.com/2009/12/11/karakteristik-remaja/ ) menjelasskan bahwa Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja yang mencakup perubahan transisi biologis, transisi kognitif, dan transisi sosial .

    1. Transisi biologis
    Menurut Santrock (2003: 91) perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat nampak pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Diantara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh (Sarlito Wirawan Sarwono, 2006: 52).

    2. Transisi Kognitif

    Menurut Piaget (dalam Santrock, 2002: 15) pemikiran operasional formal berlangsung antara usia 11 sampai 15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak, idealis, dan logis daripada pemikiran operasional konkret. Piaget menekankan bahwa bahwa remaja terdorong untuk memahami dunianya karena tindakan yang dilakukannya penyesuaian diri biologis. Secara lebih lebih nyata mereka mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain. Mereka bukan hanya mengorganisasikan pengamatan dan pengalaman akan tetapi juga menyesuaikan cara berfikir mereka untuk menyertakan gagasan baru karena informasi tambahan membuat pemahaman lebih mendalam.

    3. Transisi Sosial

    Santrock (2003: 24) mengungkapkan bahwa pada transisi sosial remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam emosi, dalam kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam perkembangan. Membantah orang tua, serangan agresif terhadap teman sebaya, perkembangan sikap asertif, kebahagiaan remaja dalam peristiwa tertentu serta peran gender dalam masyarakat merefleksikan peran proses sosial-emosional dalam perkembangan remaja. John Flavell (dalam Santrock, 2003: 125) juga menyebutkan bahwa kemampuan remaja untuk memantau kognisi sosial mereka secara efektif merupakan petunjuk penting mengenai adanya kematangan dan kompetensi sosial mereka.

    Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa proses perkembangan remaja meliputi masa transisi biologis yaitu pertumbuhan dan perkembangan fisik. Transisi kognitif yaitu perkembangan kognitif remaja pada lingkungan sosial dan juga proses sosioemosional dan yang terakhir adalah masa transisi sosial yang meliputi hubungan dengan orang tua, teman sebaya, serta masyarakat sekitar.

    BalasHapus
  2. Sebenarnya kembali lagi pada tingkat keimanan seseorang . Semua orang punya masalah baik orang tua maupun remaja dan anak mereka.tetapi ada beberapa hal yang sering dilupakan oleh orang tua yaitu perhatian terhadap masalah yang dihadapi anak. Sebenarnya bila orang tua bisa menyampaikan nasehat kepada anak secara lebih halus dengan pendekatan. Kebanyakan para remaja ingin dimengerti dan membuat anak merasa tidak hidup sendiri dan masih ada orang yang sayang dengannya. tindakan tercela yang dilakukan anak dikarenakan kurang kasih sayang, lingkungan yang selalu mengucilkan seperti pergaulan yang tidak mendukung. bahkan kelemahan dan ketidakpercayaan diri seorang anak juga dapat mempengaruhi tekanan batinnya. kebanyakan anak yang normal batinnya sangat percaya diri dalam bersosialisasi dengan lingkungannya dan remaja sudah mampu bersosialisasi dengan baik. Seperti buku yang telah saya baca tentang psikologi perkembangan kepribadian faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang adalah fisik,Intelegensi ,keluarga,teman sebaya,kebudayaan. Pada kenyataannya faktor teman sebaya paling berpengaruh dan yang kedua baru faktor keluarga.Anak muda zaman sekarang apalagi yang jauh orang tua sebagian besar harinya dihabiskan dengan teman mereka. jadi penghargaan seorang teman kepada mereka para remaja sangat dijunjung tinggi. solusi yang aman adalah adanya aktivitas yang positif hingga anak tak punya waktu untuk hal -hal yang tercela.dan orang tua terus memantau perkembangan anak tanpa membatasi gerak geriknya.

    BalasHapus
  3. Faktor-faktor kenakalan remaja biasanya karena hal-hal berikut ini :

    - kurangnya kasih sayang orang tua.

    - kurangnya pengawasan dari orang tua.

    - pergaulan dengan teman yang tidak sebaya.

    - peran dari perkembangan iptek yang berdampak negatif.

    - tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah.

    - dasar-dasar agama yang kurang

    - tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya

    - kebasan yang berlebihan

    - masalah yang dipendam

    Dan saya dapat memberikan beberapa tips untuk mengatasi dan mencegah kenakalan remaja, yaitu:

    - Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.

    - Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.

    - Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.

    - Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.

    - Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.

    - Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.

    - Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.

    - Anda sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.

    BalasHapus
  4. I0nQQ*C0m
    agen terbesar dan terpercaya di indonesia
    segera daftar dan bergabung bersama kami.
    p1n bb:*58ab14f5

    BalasHapus