Sabtu, 15 Januari 2011

Karakter dan Kejahatan

Sangat banyak teori yang telah dikemukakan oleh para ahli yang berhubungan dengan karakter. Beberapa teori diantaranya:

Teori Psikoanalisis (Frued):
     Teori ini menyatakan tabiat manusia pada asalnya jahat karena dipengaruhi oleh unsur-unsur rangsangan seksual, keagresifan dan ketidak rasionalan yang terwujud dalam diri manusia untuk tujuan menjaga survival perkembangan hidupnya. 
Unsur-unsur itu bertindak di dalam diri manusia secara membabi buta (tidak sadar). Kombinasi unsur-unsur itu dan konflik hidup semasa kecil yang tidak dapat diselesaikan pada masa itu akan menjadi puncak dan penentu tabiat anak pada masa depan.

Teori Analisis Transaksi:
     Teori ini menerangkan tabiat manusia terbentuk hasil dari skrip hidup yang ditentukan oleh ibu bapak. Semasa kecil anak akan merekam secara langsung apa saja percakapan dan perbuatan yang ditayangkan oleh ibu bapak kepada mereka. Konflik akan berlaku apabila anak itu mencoba menilai skrip hidup yang lama atau menerbitkan skrip hidup yang baru hasil daripada perkembangan emosi fikirannya dan pengaruh sekitar.

Teori Behaviorisme:
     Menurut teori ini tabiat dan tingkah laku manusia terbentuk hasil dari proses pembelajaran dan evolusi sekitar. Tabiat manusia menjadi masalah apabila mereka menerima pembelajaran dan pengaruh sekitar yang salah, walaupun mereka  sendiri yang menciptakan sistem pembelajaran atau membentuk pengaruh sekitar

Teori Pemusatan Klien
     Teori ini membuat pemisalan bahwa tabiat manusia tadinya baik, rasional, bertanggungjawab dan berusaha mencapai kesempurnaan diri. Walau bagaimanapun manusia juga cenderung menjadi kecewa dan bermasalah apabila keperluan mencapai kesempurnaan diri dihalangi seperti gagal mendapat kasih sayang, keselamatan dan semisalnya.
     
Masing-masing teori yang telah dikemukakan di atas memiliki kelebihan dan kekurangn. Oleh karena itu, kita perlu menetapkan pendekatan yang tepat sehingga mempunyai pijakan yang kuat dalam membentuk karakter anak agar tidak terjerumus melakukan kejahatan.
     Dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari, walau berada dalam lingkungan serupa, individu-individu bisa menampilkan perilaku berbeda. Di sisi lain, dapat kita saksikan pula walau berada dalam lingkungan berbeda, individu-individu bisa menampilkan perilaku serupa.
     Beberapa hal yang berkaitan dengan masalah moral adalah  nilai dasar moral berhubungan erat dengan pengetahuan moral yang dimiliki individu tersebut. Munculnya kenakalan pada anak lebih mungkin terjadi akibat tipe keluarga, lingkungan, dan kelompok bermain anak tersebut. Nilai-nilai kehidupan yang dianut seseorang berkaitan dengan kebutuhan atau tujuan hidupnya.
     Berkaitan dengan konsep diri seseorang, individu cenderung mencari kesinambungan antara nilai dasar mereka dan informasi yang diterima. Hal tersebut juga berlaku bagi para pelaku penyimpangan. Fakta menunjukkan bahwa keunggulan diri rendah pada remaja yang tidak memiliki kemampuan untuk penyesuaian diri. Ada tiga pendekatan yang terkait dengan konsep diri dan perilaku menyimpang yaitu: pengembangan kepribadian, citra diri dan keunggulan prestasi
     Beberapa ahli berusaha mencari hubungan antara kecerdasan dengna kejahatan pada seseorang. Menurut pandangan spiritualistik,  individu dengan kecerdasan rendah dipercayai sebagai teman setan. Dengan dipergunakannya Binet-Simon Scale of Intelligence (1905), dapat dibedakan IQ orang dengan kecerdasan rendah dan tinggi. Menurut Goddard (1912), sebagian besar kriminal adalah feebleminded (IQ < 70). 1% populasi dunia adalah feebleminded. Namun, teori ini ditinggalkan orang karena hubungan IQ dengan kejahatan menjadi isyu kontroversial.
     Keterkaitan antara karakter dengan kejahatan yang diperbuat seseoran, menurut Vold: Seseorang pada saat mengalami situasi yang berubah cenderung emosi. Menurut Glueck (1950): “delinquent personality” atau “kepribadian khas” terkait dengan beberapa elemen seperti extrovert, impulsive, less-self control.
Seseorang yang mempunyai cacat kepribadian dan antisosial memiliki ciri-ciri tertentu. Pada antisocial personality disorder:  kaku, tidak bisa menyesuaian diri, keras kepala, dan merasa tertekan. Menurut Cleckley (1976): psikopat melakukan kegiatan tanpa tujuan, tidak memiliki perasaan gundah dan rasa malu ketika melakukan kejahatan.
     Terdapat hubungan yang signifikan antara kejahatan masa kecil dengan kejahatan yang dilakukannya di masa depan. Gejala kuat terhadap munculnya kejahatan masa depan adalah munculnya perilaku khas anak-anak nakal seperti tidak jujur, ngibul, ribut di kelas dan agresif. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah: cara membesarkan anak yang salah, perlakuan jahat oleh orang tua dan saudara, intelektualitas rendah, capaian pendidikan yang rendah, dan perpisahan dengan orang tua. Namun demikian, upaya menetralisir prediktor-prediktor tersebut, tak pernah ada yang terlalu cepat ataupun terlambat.
     Impulsivitas adalah satu sifat yang dapat mendorong seseorang berbuat kejahatan. Orang yang Impulsif berkecenderungan tidak sabaran, mencari keuntungan sendiri, terpecah-pecah perhatiannya, dan bertindak tanpa berpikir, Menurut Farrington (1998), orang impulsif adalah orang yang kekurangan penghambat internal. Umumnya terkait dengan kesadaran mengenai benar-salahnya suatu perilaku. Glenn Walters (1990) berpendapat bahwa impulsivitas sebagai karakteristik kepribadian yang terus menerus. Impulse control, self control, delay of gratification, tolerance for frustration adalah kemampuan menunda/mengubah/menghentikan suatu respons negatif. Kriminil diasumsikan sebagai seseorang yang berkemampuan rendah dalam mengontrol impulse. Termasuk juga orang yang kepribadian psikopatik, penganut gaya hidup antisosial, kanak-kanak agresif.

3 komentar:

  1. memang dijaman sekarang ini, banyak kalangan dari pemuda yang sulit mengontrol akal pikirannya, disaat tengah menghadapi suatu masalah. sehingga menimbulkan tingkah pola yang negatif, bahkan dapat dikatakan sebagai tindak kejahatan jika berada dititik puncak suatu masalah. dengan adanya tindak kejahatan, maka secara tidak langsung dapat membentuk karakter, akibat yang dilakukan sipemuda tersebut. kejahatan tidak selalu identik dengan pola kekerasan saja. penyimpangan moral juga dapat diartikan sebagai kejahatan secara psikologis. beberapa teori diatas tentang karakter dan kejahatan dapat dijadikan pedoman bagi kalangan pemuda untuk lebih mewaspadai dalam melakukan perbuatan, khususnya mampu mengontrol dirinya disaat tengah mengalami masalah, agara tidak menimbulkan efek yang negatif buat diri sendiri maupun lingkungan.
    pemuda merupakan agent of change(agen perubahan). jika keadaanpemuda saat ini, masih saja tidak bisa dalam mengontrol dirinya, maka tidak mungkin dapat mengakibatkan kerugian dimasa depan. maka dari itu perlu adanya bentuk sosialisasi untuk lebih menekankan penguasaan diri dalam keadaan maupun kondisi apapun. agar kedepannya menjadi lebih baik.

    BalasHapus
  2. karakter menyebabkan timbulnya kejahatan. Saya sangat setuju dengan teori behaviorisme. Saya menarik karena Teori ini lebih mementingkan respon yang dihasilkan. Input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon yang menghasilkan perubahan tingkah laku adalah bagian yang terpenting. Karena bagian ini yang akan diamati dan dibuktikan secara empiris.
    Implikasi teori behaviorisme dalamm pembelajaran :
    Ketika seorang guru ingin mengajarkan bagaimana mengajarkan tangga nada kepada muridnya, ia akan mengamati terlebih dahulu bagaimana keadaan fisik jari murid – muridnya dan kemampuan dasar yang dimiliki oleh tiap murid dengan sikap berjarak. Guru akan berfikir ia sebagai subjek dan murid – murid adalah sebagai objek. fakta netral harus dimiliki oleh sang guru dalam menghadapi muridnya. Sebuah pemikiran yang bersih dari unsur- unsur subjektifnya. Ditahap ini materi – materi pembelajaran akan diberikan sebagai bentuk stimulus dari guru terhadap muridnya. Guru akan menjelaskan dan mencotohkan tentang bagaimana musik rangkaian sebab – akibat dalam pengajaran akan didapatkan sebagai hasil. Rangkaian sebab (pemberian stimulus) – akibat ini akan menghasilkan sebuah respon dari murid dimana respon ini akan membentuk sebuah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pembelajaran. teori – teori tersebut akan dipraktekkan secara instrumental dan universal di kelas – kelas selanjutnya. tetapi masih banyak kekurangannya seperti proses pembelajaran tidak dianggap penting sama sekali dan guru hanya menilai hasil akhirnya saja.

    BalasHapus

  3. I0nQQ*C0m
    agen terbesar dan terpercaya di indonesia
    segera daftar dan bergabung bersama kami.
    p1n bb:*58ab14f5

    BalasHapus