Minggu, 05 Desember 2010

Atribut-atribut Student Centered Learning (SCL) dalam Praktikum Fisika

Oleh : Rudy Kustijono
Kegiatan praktikum sebenarnya mempunyai kemiripan dengan kegiatan penelitian. Prosedur penelitian seperti : menganalisis problema, mengumpulkan informasi, menyusun hipotesis, merencanakan percobaan, dan menarik kesimpulan dapat dijumpai dalam kegiatan  praktikum. Semua aspek yang diperlukan dalam kegiatan praktikum dapat diturunkan dari kegiatan penelitian, karena itu urutan langkah praktikum dapat dibuat seperti langkah penelitian.
Pembuatan prosedur instruksi yang sesuai dalam praktikum sehingga keterampilan yang diinginkan dapat dilatihkan kepada siswa dan benar-benar mencapai tujuan memerlukan metode praktikum yang tepat. Dalam kegiatan praktikum, siswa tidak dibenarkan melakukan kegiatan coba-coba. Semua kegiatan yang dilakukan siswa harus terencana dan terkendali.
Urutan langkah praktikum secara umum adalah : menganalisis problema, mengumpulkan informasi, menyusun hipotesis, merencanakan percobaan, dan menarik kesimpulan. Pada akhir praktikum siswa diharapkan memiliki semua keterampilan tersebut, yang berarti semua keterampilan tersebut selama praktikum mendapatkan perhatian secara bertahap dan teratur.
Praktikum harus berhubungan dengan teori yang sudah dipelajari dan bertujuan mendalaminya. Karena itu untuk mengikuti satu kegiatan praktikum diperlukan syarat tertentu seperti telah mempelajari teori tertentu, telah menguasai peralatan tertentu, telah memahami variabel-variabel yang harus diukur dan sebagainya.
Pelaksanaan praktikum memerlukan organisasi yang baik dan cara bimbingan yang tepat sehingga siswa dapat belajar dari kesalahannya. Bimbingan diarahkan agar siswa dapat mengembangkan potensi yang telah dimiliki, sehingga keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotor diharapkan dapat dikembangkan oleh siswa sendiri. Bimbingan dapat lebih efisien bila kelompok siswa tidak terlalu besar dan pembimbingnya terampil. Karena itu pembimbing harus mengadakan persiapan yang cukup agar pelaksanaan praktikum dapat berjalan dengan baik.
Penilaian dalam praktikum berguna baik untuk dosen maupun siswa. Siswa perlu dinilai agar dapat diberikan bimbingan yang cukup dengan menelusuri sejauh mana tujuan telah dicapai. Tugas praktikum dapat dipecah  dalam tugas-tugas bagian yang disesuaikan dengan urutan langkah praktikum. Penilaian tahap pertama diteruskan ke tahap berikutnya, dan tiap tahap siswa diberitahu kesalahan yang telah diperbuatnya. Dengan cara tersebut siswa diharapkan tidak mengulangi kesalahan serupa, dan diharapkan siswa berusaha tidak lagi berbuat kesalahan. Bagi siswa, penilaian berfungsi sebagai tolok ukur keberhasilan yang telah dicapai dalam menyelesaikan tugas praktikum. Bagi dosen, penilaian dapat berfungsi sebagai masukan dalam merencanakan kegiatan selanjutnya, dengan mengevaluasi tingkat keberhasilan dan sejauh mana tujuan telah dicapai.
Di sekolah (SMP, SMA, SMK) mata pelajaran Fisika adalah salah satu mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa khususnya jurusan IPA untuk SMA dan jurusan teknik untuk SMK. Mata pelajaran Fisika bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang landasan fisika bertolak dari pengetahuan fisika yang telah diperoleh di jenjang sekolah sebelumnya. Topik-topik yang dibahas mencakup Mekanika, Getaran Gelombang dan Bunyi , Termo , Listrik dan Kemagnetan,  Optika Geometrik, serta dasar-dasar Fisika Modern. Dalam mata pelajaran fisika tersebut, pemberian teori ke siswa juga dilengkapi dengan kegiatan praktikum di laboratorium. Isi praktikumnya adalah pengenalan berbagai alat ukur dan melatih cara menggunakannya, mengenalkan dasar-dasar eksperimentasi dan melatih menggunakannya dalam praktikum, serta mengembangkan strategi kognitif yang menunjang pemahaman mata kuliah Fisika.
Hard skills menggambarkan  perilaku  dan  keterampilan  yang dapat  dilihat  mata  (eksplisit).  Hard skills adalah  skills  yang  dapat  menghasilkan  sesuatu  yang sifatnya  visible  dan immediate. Hard skills adalah semua hal yang berhubungan dengan pengayaan teori yang menjadi dasar pijakan analisis atau sebuah keputusan (Fachrunnisa, 2006) Hard skills  tersebut   didapa mahasisw melalui   matakuliah-matakulia yang  diambil   sesuai dengan fakultas dan jurusannya masing-masing..  Hard skills  dapat  dinilai  dari  technical  test  atau  practical  test. Elemen-elemen (atribut-atribut) hard skills dapat terlihat dari intelligence quotient thinking (IQ) yang  mempunyai  indikator  kemampuan  menghitung,  menganalisa,  mendesain,  wawasan  dan pengetahuan yang luas, membuat model, dll (Santoso dkk, 2005). Jadi hard skills adalah kecakapan teknis atau kecakapan praktis, seperti kecakapan bidang keuangan, kecakapan bidang komputer kecakapan bidang teknik, dll.
Soft skills menurut Berthal : “ Personal and interpersonal behaviors that develop and maximize human performance (e.g. coaching, team building, decision making, initiative). Soft skills do not include technical skills, such as financial, computer or assembly skills“ (dikutip Made Tirta dan Illah Sailah, 2009). Soft Skills didefinisikan sebagai perilaku personal dan interpersonal yang mengembangkan dan memaksimalkan kinerja humanis. Atribut-atribut soft skills sangat banyak ragamnya, misalnya NACE (National Association of College and Employee) USA menetapkan 20 atribut soft skills, sedangkan Patrick S. O'Brien dalam bukunya Making College Count, soft skill dapat dikategorikan ke dalam 7 area yang disebut Winning Characteristics. yaitu, communication skills, organizational skills, leadership, logic, effort, group skills, dan ethics. Kemampuan non teknis yang tidak terlihat wujudnya (intangible) namun sangat diperlukan itu, disebut soft skills (Dewi Irma, 2009).
Para lulusan sekolah khususnya SMK dalam dunia kerja tidak hanya dituntut pintar dan terampil saja dalam bidang akademik (hard skills) tapi lebih dari itu harus memiliki soft skills diantaranya tangguh, jujur, bisa bekerja dalam teamwork, mampu berkomunikasi lisan dan menulis laporan dengan baik  (Dewi Irma, 2009). Atribut-atribut soft skills yang diperlukan untuk sukses dalam meniti karir dalam dunia kerja adalah (Theresa Kane, 2005):
  1. Mengambil prakarsa dan berani mengambil resik
  2. Menjalin hubungan-hubungan
  3. Mempunyai perspektif yang luas
  4. Menciptakan peluang
  5. Tidak egois
  6. Mempunyai rasa memiliki
  7. Bekerja sama dalam tim
  8. Mempunyai visi, komitmen, dan mampu mengelola sumber daya
  9. Berfikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah
  10. Komunikatif
Atribut-atribut lain yang juga penting adalah kemampuan beradaptasi, belajar dari pengalaman, mengatur keberagaman, kecerdasan emosional,  (memberi dan menerima umpan balik).
SCL adalah sebuah proses belajar yang mengoptimalkan kemandirian siswa sebagai manusia dewasa (andragogy) dengan menyeimbangkan kemampuan kognisi dan emosi. Pembelajaran yang mendalam (deep learning) tersebut diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang unggul. Prinsip-prinsip utama dari SCL (brookcntr.mn.us):
  1. Siswa mempunyai tanggung jawab pada pelajarannya.
  2. Keterlibatan dan keikutsertaan siswa adalah penting dalam pembelajaran.
  3. Semua siswa mempunyai hak yang sama untuk tumbuh dan berkembang.
  4. Guru adalah fasilitator dan nara sumber (mitra belajar).
  5. Siswa mengalami perpaduan antara prakonsepsi dan konsepsi. 
  6. Siswa boleh jadi melihat konsep dengan cara yang berbeda sebagai hasil pengalaman hidupnya.
Pembelajaran yang inovatif dengan pendekatan yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning) memiliki keragaman model pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif dari siswa. Model pembelajaran tersebut diantaranya adalah (Tina Afiatin, 2009):
  1. Berbagi Informasi (information sharing) dengan cara: curah pendapat (brainstorming), kooperatif, kolaboratif, diskusi kelompok (group discussion), diskusi panel (panel discussion), simposium, dan seminar.
  2. Belajar dari pengalaman (experience based) dengan cara: simulasi, bermain peran (role-play).
  3. Pembelajaran melalui pemecahan masalah (problem solving based) dengan cara: studi kasus, tutorial, dan lokakarya.
Metode pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning) kini dianggap lebih sesuai dengan kondisi eksternal masa kini yang menjadi tantangan bagi siswa untuk mampu mengambil keputusan secara efektif terhadap problemátika yang dihadapi. Dalami menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa menuntut siswa untuk: berpartisipasi aktif, mampu berfikir kritis, mampu menganalisis, dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Para guru dapat mengimplementasikan SCL dalam pembelajaran  dengan mendorong para siswa untuk (capecod.net):
  1. Bertanggung jawab terhadap pelajaran mereka sendiri,
  2. Terlibat secara langsung di dalam penemuan suatu pengetahuan,
  3. Tertantang untuk menggunakan pengetahuan masa lampau mereka agar memahami pengetahuan lebih dalam dan memahami konsep-konsep baru,
  4. Terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan dan memberikan sumbangan dalam memecahkan masalah kemasyarakatan  melalui pelajaran berbasis masalah,
  5. Mendaya gunakan sekolah, pekerjaan, rumah, dan masyarakat dalam  pembelajaran yang kolaboratif.

1 komentar:

  1. mari bermain bersama kami di ION QQ , COM ...
    banyak hadiah dan bonus yang menanti anda.
    pin BB 58ab14f5.

    BalasHapus