Sabtu, 19 Februari 2011

Kecerdasan Individu

Oleh: Rudy Kustijono
Perkembangan ilmu psikologi saat ini meyakini bahwa kecerdasan yang dimiliki individu tidak tunggal. Saat ini berkembang konsep kecerdasan majemuk atau lebih dikenal dengan multiple inteligence. Konsep ini menjelaskan bahwa kecerdasan yang dimiliki oleh manusia pada dasarnya terdiri atas sejumlah ranah, dan tidak hanya kecerdasan intelektual (IQ). 
Menurut pandangan multiple intelligence, Intelligene Quotien (IQ) bukan satu-satunya hal yang menentukan (penentu) keberhasilan seseorang. Howard Gamer seperti dikutip oleh Zainuddin dkk (2009) memisahkan kecerdasan ke dalam tujuh ranah, yaitu:
 

  1. logical mathematical intelligence
  2. linguistic intelligence
  3. musical intelligence
  4. spatial intelligence
  5. bodilyikinesthetic intelligence
  6. interpersonal intelligence
  7. intropersonal intelligence
Berdasarkan konsep tersebut, kemudian bermunculan berbagai teori kecerdasan yang berkembang akhir-akhir ini, seperti: kecerdasan emosi, kecerdasan menghadapi kesulitan, kecerdasan moral, kecerdasan spiritual, dan lain sebagainya. Tiga konsep yang digunakan sebagai dasar pengembangn soft skils yang berhubungan dengan student centered learning adalah kecerdasan emosional, kecerdasan menghadapi kesulitan, dan kecerdasan moral.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional ternyata lebih penting dalam menentukan keberhasilan masa depan daripada kecerasan intelektual. Goleman (1999) yakin bahwa kecerdasan intelektual hanya menyumbangkan 20% bagi kesuksesan hidup individu, sedangkan selebihnya adalah sumbangan dari kecerdasan emosinya. Kecerdasan emosi atau Emotional Quotion (EQ) menggambarkan kemampuan seorang individu untuk mampu mengelola dorongan-dorongan dalam dirinya terutama dorongan emosinya. Perkembangan kecerdasan emosi (EQ) ini ternyata lebih penting bagi seorang individu daripada kecerdasan intelektual (IQ) karena kecerdasan intelektual lebih diyakini sebagai faktor bawaan/genetik, sedangkan kecerdasan emosi merupakan aspek kecerdasan yang dapat dikembangkan selama rentang perkembangan kehidupan individu. Namun demikian perlu diketahui bahwa kecerdasan emosi bukan lawan dari kecerdasan intelektual sehingga kombinasi positif antara keduanya tetaplah yang terbaik untuk keberhasilan individu. Kecerdasan emosi menurut Goleman (1999) sangat penting karena mempengaruhi prestasi, mempengaruhi keterampilan perilaku, dan mempengaruhi penyesuaian sosial. Sementara itu kecerdasan intelektual hanya mengacu pada kemampuan belajar yang dicapai oleh individu. Istilah kecerdasan emosi digunakan untuk menggambarkan sejumlah keterampilan yang berhubungan dengan keakuratan penilaian tentang emosi diri sendiri dan orang lain serta kemampuan mengelola perasaan untuk memotivasi, merencanakan, dan meraih kehidupan. Menurut Goleman (1999) kecerdasan emosi meliputi lima wilayah utama:
  1. Kemampuan untuk mengenal emosi diri
  2. Kemampuan untuk mengelola dan mengekspresikan emosi diri sendiri dengan tepat
  3. Kemampuan untuk memotivasi diri sendiri
  4. Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain
  5. Kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain
Lima wilayah kecerdasan emosi inilah yang kemudian menjadi dasar soft skills yang perlu diperhatikan, diasah, dan dilatih dengan berbagai stimulasi yang tepat. Diasumsikan bahwa orang yang mempunyai kecerdasan emosi tinggi akan merasa nyaman dengan dirinya sendiri, orang lain dan dunia lingkungan pergaulannya. Ia selalu berfikir positif, simpatik dan menyenangkan, penuh semangat dan tanggung jawab, selalu ceria, dan mudah bergaul dengan orang baru. Hidupnya dipenuhi kebahagiaan sehingga ia akan lebih siap bahkan mampu mengatasi berbagai tantangan dalam hidupnya.
Stolz (1997) menyebutkan bahwa selain kecerdasan emosi yang dapat mendukung pencapaian kesuksesan, individu perlu mengembangkan kecerdasan menghadapi kesulitan dan tantangan. Kecerdasan menghadapi kesulitan diperkenalkan oleh Stoltz sebagai Adversity Quotien (AQ), yaitu tingkat kecerdasan seseorang untuk tetap bertahan hidup. Seseorang yang memiliki tingkat AQ tinggi akan tetap bersemangat menghadapi dan menjali kehidupan ini, sekalipun berbagai rintangan dan hambatan harus dilalui. Sementara itu, seseorang yang memiliki tingkat AQ rendah akan mudah putus asa dan mudah menyerah dalam menghadapi dan menjalani rintangan dan hambatan dalam kehidupan ini. Individu harus berupaya meningkatkan tingkat Adversity Quotien (AQ) agar ia tetap mampu memupuk kemandirian dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup. Pengembangan AQ ini sangat erat kaitannya dengan pengembangan kecerdasan emosi seseorang. Artinya, AQ hampir sama dengan konsep EQ yang mana seseorang dapat mengasah dan mengembangkan potensi da bakat ini sepanjang rentang perkembangan hidupnya. Individu dengan kecerdasan tinggi dalam menghadapi kesulitan dapat digambarkan sebagai pribadi yang disiplin, dinamis, pekerja keras, mampu bekerja cepat, dan mampu bekerja dalam lingkungan kerja yang penuh tekanan. Gambaran tersebut tentunya menjadi bagian soft skills yang harus dikembangkan agar ia mampu memenangkan setiap persaingan dan menyelesaikan permasalah dalam kehidupan ini.
Michele Borba (2001) menyatakan bahwa kecerdasan moral ialah kapasitas individu untuk memahami dan membedakan nilai yang salah atau benar, baik atau buruk. Hal ini menunjukkan individu terebut mempunyai pendirian etis yang kuat sehingga mampu bertindak dalam perilaku yang benar. Berdasarkan pengertian tersebut, Borba menegaskan bahwa kecerdasan moral ini dapat dikembangkan dengan pendidikan dan penanaman nilai moral. Konsep moral yang secara universal digunakan sebagai acuan untuk menilai moralitas secara umum dijelaskan dengan beberapa indikator sebagaimana sebagaimana diungkapkan oleh Borba (2001) sebagai berikut:
  1. Empati (empathy), yaitu orientasi individu untuk memahami dan menempatkan diri dalam perspektif orang lain,
  2. Berdasarkan suara hati (conscience), yaitu kemampuan dan kemauan individu untuk mendengarkan suara hati secara personal. Indikator ini meliputi kejujuran, tanggung jawab, dan integritas,
  3. Pengendalian diri (self control), yaitu kemampuan individu untuk melakukan pengendalian dalam segala aspek kehidupan yang berorientasi terhadap kondisi diri. Indikator ini meliputi keyakinan terhadap potensi diri bahwa dirinya mampu mengendalikan diri sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini benar serta bersikap dermawan namun tetap mempertimbangkan kondisi pribadi.
  4. Menghargai orang lain dan lingkungan (respect), yaitu orientasi dalam menghargai orang lain (pendapat dan kondisi orang lain secara umum) serta menghargai lingkungan fisik sebagai suatu kesatuan dalam menjalani kehidupannya. Indikator ini meliputi memperhatikan orang lain dan perlu mempertimbangkan pemikiran serta kondisi orang lain,
  5. Kebaikan (kindness), yaitu kemampuan individu untuk berorientasi terhadap nilai-nilai kebaikan secara universal,
  6. Toleransi (tolerance), yaitu kemampuan individu untuk menghormati dan bertenggang rasa dengan kepentingan orang lain,
  7. Keadilan (fairness), yaitu kemampuan individu untuk bersikap adil dan proporsional terhadap semua aspek kehidupan yang dihadapi. Indikator ini meliputi kemampuan mendengarkan orang lain secara baik dan aktif (good listening), tidak memihak (impartial), dan keseimbangan (equality).
Secara umum, individu yang memiliki kecerdasan emosional ialah individu yang mempunyai karakteristik keberfungsian terhadap segala aspek kehidupannya atau fully functioning person (Carl Rogers dalam Allport, 1981). Dengan demikian, pengembangan soft skills mahasiswa dengan dasar kecerdasan emosional dan kecerdasan menghadapi kesulitan serta kecerdasan moral berarti mempersiapkan lulusan untuk mandiri dalam memasuki dunia kerja dan tangguh menghadapi tantangan masa depan dengan cara yang baik dan benar. Perkembangan industri yang diiringi dengan perubahan peradapan, dan peatnya perkembangan teknologi dan informasi menuntuk perguruan tinggi untuk selalu melaksanakan inovasi dan kreativitas dalam proses pendidikannya secara menyeluruh agar lulusan yang dihasilkan siap untuk menyesuaikan diri dan mengembangkan diri terhadap tuntutan perkembangan dan perubahan masa depan.

5 komentar:

  1. penjelasan artikel cukup baik, sehingga berdasarkan artikel tersebut mungkin dapat diberikan solusi real akan bagaimana membentuk kesiapan mental terhadap mahasiswa yang akan terjun kemasyarakat seperti halnya universitas di jepang yang melakukan PPL untuk pendidikan dan PKL untuk murni di luar negeri.

    BalasHapus
  2. Dari segi substansi, penjelasan mengenai materi Kecerdasan Individu sangat lengkap sehingga saya lebih mengetahui tentang berbagai jenis Kecerdasan Individu beserta contoh masing-masing. Dulu orang hanya menganggap bahwa keberhasilan seseorang hanya ditentukan oleh IQ (ntelligene Quotient),bahkan sampai menganggap orang yang memiliki tingkat IQ yang kurang sering di anggap bahwa orang tersebut tidak memiliki potensi atau di anggap kurang mampu dalam "segala hal".Namun sekarang berkat Perkembangan ilmu psikologi telah diketahui bahwa Kecerdasan Individu tidak hanya satu melainkan multiple,yaitu Multiple Intelligence yang terdiri dari :
    -Intellgence Quotient (IQ) adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika dan rasio seseorang.
    -Emosional Quotient (EQ) mempunyai dua arah dan dua dimensi, arah ke dalam (personal) berarti sebuah kesadaran diri (self awareness), penerimaan diri (self acceptance), dan hormat diri (self respect), dan penguasaan diri (self mastery) dan arah keluar (interpersonal) berarti kemampuan memahami orang (to understand others), menerima orang (to accept others), mempercayai orang (to trust others), dan mempengaruhi orang (to influence others).
    -Spiritual Quotient (SQ) intinya adalah transendensi, yaitu proses penyeberangan, pelampauan, penembusan makna yang lazim, khususnya dari wilayah material ke wilayah spiritual, dan dari bentuk yang kasar ke bentuk yang sublime.
    -Adversitas Quotient (AQ) adalah kecerdasan pada saat menghadapi segala kesulitan atau sebuah daya kecerdasan budi-akhlak-iman manusia menundukkan tantangan-tantangannya, menekuk kesulitan-kesulitannya, dan meringkus masalah-masalahnya sekaligus mengambil keuntungan dari kemenangan-kemenangan itu.
    Sehingga kita tidak boleh meremehkan orang yang memiliki IQ kurang,karena mungkin orang tersebut lebih memmiliki EQ,SQ, dan IQ yang lebih dari kita , sehingga dengan kelebihan yang dimilikinya mereka dapat mengerjakan apa ynag tidak dapat dilakukan oleh orang lain.Dari segi spiritual, bahwa adanya MULTIPLE INTELLIGENCE merupakan salah satu bukti keadilan ALLAH SWT terhadap hamba-hambaNya
    “Sesunggunya Allah tidak menzalimi seseorang walaupun sebesar biji zarah. . . ” (Q.S. An-Nisa: 40),dari ayat tersebut dapat kita ketahui betapa ALLAH SWT Maha Adil terhadap hamba-hamba-Nya. Bahwa apabila terdapat sesuatu kekurangan pad aseseorang maka ALLAH SWT akan memberikan kelebihan lain pada seseorang tersebut.
    Yang menjadi pertanyaan saya adalah ,seperti halnya IQ yang dapat ditentukan nilai atau kategori tingkatan IQ dengan melakukan test pada individu yang bersangkutan , bagaimana mengenai SQ,EQ, dan AQ , apakah juga memiliki nilai atau kategori tingkatan , jika iya bagaimana cara untuk mengetahuinya , jika tidak bagaimana cara mengetahui tentang SQ,EQ, dan AQ pada diri seseorang ?

    BalasHapus
  3. Menurut saya artikel ini sangat interesting dari sudut isi wacana dan penting untuk dipahami generasi penerus bangsa.Saya setuju dengan statement di atas yang menyebutkan bahwa "perlu diketahui bahwa kecerdasan emosi bukan lawan dari kecerdasan intelektual sehingga kombinasi positif antara keduanya tetaplah yang terbaik untuk keberhasilan individu ". Tetap sinambungnya dari kedua kecerdasan tersebut,dan apabila keduanya ada pada diri kita maka akan menjadi individu yang lebih baik. individu sebagai suatu bangsa maka bangsa ini juga akan kuat dan dapat mengenali jati dirinya.

    BalasHapus
  4. Semua isi dan penjelasan dalam artikel ini sangat baik. Artikel ini cocok untuk di baca oleh para pemuda dan para pelajar dimana agar dapat mengetahui tentang kecerdasan seorang individu dan gambaran-gambaran tentang berbagai macam kecerdasan yang ada.Dari artikel ini dapat diketahui bahwa seseorang tidak hanya dapat dilihat dari satu sudut pandang kecerdasan saja, namun dari segi kecerdasan lain juga menentukan sikap dari orang tersebut.

    BalasHapus
  5. DAFTAR GRATIS di IonQQ |dot| COM
    Tunjukkan kemahiran anda bersama jutaan member lainnya di IONQQ 1ID bisa main Pok3r*D0min099*BandarQ*BandarP0ker,,,
    Hanya Bermodal Deposit minimal Rp 20.000,- saja sudah bisa bermain 4 permainan di IONQQ ,,,

    BalasHapus