Rabu, 26 Januari 2011

Menghadapi Remaja

Banyak orang tua/guru yang mengeluh karena kesulitan dalam menghadapi para remaja. Hal tersebut terjadi karena orang tua/guru kurang memahami karakteristik remaja (dibahasa pada edisi lalu) secara mendalam sehingga menghadapi kendala ketika berinteraksi dengan mereka. Bagaimanapun renaja mempunyai karakteristik yang unik, sehingga ketika berinteraksi dengan mereka perlu menyesuaikannya dengan keunikan yang dimiliki tersebut. Modal awal yang harus dimiliki oleh orang tua/guru dalam menghadapi remaja adalah:

Sabtu, 22 Januari 2011

Karakteristik Remaja

Seringkali orang tua mengeluhkan perubahan sikap anak-anaknya ketika menginjak remaja. Mengapa anak saya ketika berusia 12th yang dulunya percaya diri, banyak bertanya dan suka curhat tentang apa saja yang dialaminya, tiba-tiba tidak banyak bicara, suka bohong, kucing-kucingan, ada apa dengan mereka? Kalau dicermati remaja mulai bermasalah ketika:

Senin, 17 Januari 2011

Tokoh-tokoh Psikologi Perkembangan

Wilhelm Wundt (1832 – 1920)
Wilhelm Wundt dilahirkan di Neckarau pada tanggal 18 Agustus 1832 dan wafat di Leipzig pada tanggal 31 Agustus 1920. Wilhelm Wundt seringkali dianggap sebagai bapak psikologi modern berkat jasanya mendirikan laboratorium psikologi pertama kali di Leipzig. Ia mula-mula dikenal sebagai seorang sosiolog, dokter, filsuf dan ahli hukum. Gelar kesarjanaan yang dimilikinya adalah dari bidang hukum dan kedokteran.  Ia dikenal sebagai seorang ilmuwan yang banyak melakukan penelitian, termasuk penelitian tentang proses sensory  (suatu proses yang dikelola oleh panca indera).

Sabtu, 15 Januari 2011

Karakter dan Kejahatan

Sangat banyak teori yang telah dikemukakan oleh para ahli yang berhubungan dengan karakter. Beberapa teori diantaranya:

Teori Psikoanalisis (Frued):
     Teori ini menyatakan tabiat manusia pada asalnya jahat karena dipengaruhi oleh unsur-unsur rangsangan seksual, keagresifan dan ketidak rasionalan yang terwujud dalam diri manusia untuk tujuan menjaga survival perkembangan hidupnya. 
Unsur-unsur itu bertindak di dalam diri manusia secara membabi buta (tidak sadar). Kombinasi unsur-unsur itu dan konflik hidup semasa kecil yang tidak dapat diselesaikan pada masa itu akan menjadi puncak dan penentu tabiat anak pada masa depan.

Senin, 10 Januari 2011

Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah

Banyak pakar mengatakan pendidikan karakter di Indonesia belum berhasil. Indikatornya bisa dilihat dari beberapa fenomena yang muncul di masyarakat kita seperti banyaknya perkelaian (antar siswa, antar kampung,  antar suku, bahkan antar wakil rakyat), masyarakat yang tidak peduli pada lingkungan sehingga membuang sampah sembarangan dan menyebabkan banjir, sikap egois dan individualis sehingga tidak mau antri atau merokok ditempat umum, banyaknya korupsi dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan belum maksimalnya pendidikan karakter yang dilaksanakan selama ini karena menggunakan cara berikut : 

Jumat, 07 Januari 2011

Membentuk Karakter

Setiap orang memiliki nilai dasariah, yakni nilai kehidupan (living values). Nilai kehidupan itulah yang membuat setiap orang (individu) mampu bertahan hidup dan bertumbuh menjadi dewasa. Bahkan dalam diri hewan sekalipun, nilai kehidupan itu telah ditanam oleh Sang Pencipta berupa naluri kehidupan. Kita dapat menyaksikan bagaimana setiap anak burung, didorong oleh naluri kehidupan yang ada di dalam dirinya, saling berbagi satu dengan yang lain. Demikian mereka bisa bertumbuh, kuat dan menjadi dewasa…

Selasa, 04 Januari 2011

Harapan dan Kenyataan Karakter Guru dan Siswa

Oleh: Rudy Kustijono
Visi Pendidikan Nasional Indonesia adalah mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Sejalan dengan Visi Pendidikan Nasional tersebut, Depdiknas berhasrat pada tahun 2025 menghasilkan: Insan Indonesia Cerdas Komprehensip dan Kompetitif (Renstra Depdiknas). Cerdas komprehensip yang dimaksud adalah cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetis.

Minggu, 02 Januari 2011

Diperlukan Pendidik Yang Berkarakter dan Cerdas

Oleh: Rudy Kustijono
Pada abad XX1 telah terjadi pergeseran tujuan pendidikan yaitu dari industri (abad XIX dan XX)  menuju ke pengetahuan. Mencermati tren masa depan yang ditandai dengan: perlunya penguasaan bahasa internasional dalam komunikasi antar bangsa, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat,  layanan dan produk baru teknologi dikeluarkan dan ditawarkan dalam hitungan menit, perdagangan global  memunculkan ketatnya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, perkembangan iptek yang pesat menuntut tersedianya tenaga yang berkompetensi, dll, menuntut format pendidikan haruslah fokus, memiliki arah, tujuan (purpose), target dan imajinasi kehidupan yang diidealkan di masa depan. Pendidikan harus sanggup menghasilkan produk anak terdidik yang cerdas, karena pendidikan mempunyai andil besar dalam mempertanggungjawabkan kondisi moralitas bangsa dan kualitas SDM.